Laman

16 January 2016

TEORI AITAI ETZIONI (PENGAMATAN TERPADU/PENGAMBILAN KEPUTUSAN)

TEORI AITAI ETZIONI
(PENGAMATAN TERPADU/PENGAMBILAN KEPUTUSAN)




TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN: TEORI PENGAMATAN TERPADU
Sekarang, sudah waktunya Ahli Artikel untuk membagikan artikel yang berjudul Teori Pengambilan Keputusan: Teori Pengamatan Terpadu. Semoga para pembaca setia Ahli Artikel bisa memahami penjelasannya dengan jelas di bawah ini.
Teori Pengambilan Keputusan: Teori Pengamatan Terpadu
Yang menganjurkan teori ini adalah seorang ahli sosiologi organisasi, Amitai Etzioni. Etzioni setuju terhadap kritik-kritik para teoritisi inkremental yang diarahkan pada teori rasional komprehensif, akan tetapi ia juga menunjukkan adanya beberapa kelemahan yang terdapat dalam teori inkremental.
Beberapa kelemahan dalam teori inkremental adalah, keputusan-keputusan yang dibuat oleh para pembuat keputusan penganut model inkremental akan lebih mewakili atau mencerminkan kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok yang kuat dan mapan serta kelompok-kelompok yang mampu mengorganisasikan kepentingannya dalam masyarakat, sementara itu kepentingan-kepentingan dari kelompok yang lemah dan yang secara politis tidak mampu mengorganisasikan kepentingannya, secara otomatis akan terabaikan. Lebih lanjut, dengan memusatkan perhatiannya pada kepentingan jangka pendek dan hanya berusaha untuk memperhatikan variasi yang terbatas dalam kebijakan-kebijakan yang ada sekarang, maka model inkremental cenderung mengabaikan peluang bagi perlunya pembaruan sosial (social innovation) yang mendasar. Oleh karena itu, menurut Yehezkel Dror gaya inkremental dalam pembuatan keputusan cenderung menghasilkan kelambanan dan terpeliharanya status quo, sehingga menghambat upaya penyempurnaan proses pembuatan keputusan itu sendiri. Bagi Dror yang pada dasarnya merupakan salah seorang penganjur teori rasional yang terkemuka, model inkremental justru dianggap sebagai strategi yang tidak cocok untuk diterapkan di negara-negara yang sedang berkembang, sebab di negara-negara ini perubahan yang kecil (inkremental) tidaklah memadai dalam upaya tercapainya hasil berupa perbaikan-perbaikan besar.
Keputusan-keputusan yang bersifat fundamental dan menimbulkan perubahan besar-besaran seperti pernyataan perang, tidak akan pernah terpikirkan didalam model inkremental. Walaupun jumlahnya terbatas, keputusan-keputusan fundamental sebenarnya amat penting dan kerapkali memberikan sumbangan yang berharga terhadap sejumlah besar keputusan inkremental. Etzioni menyodorkan konsep pengamatan terpadu (mixed scanning) sebagai suatu pendekatan dalam pengambilan keputusan, yang memperhitungkan dengan baik keputusan-keputusan yang bersifat fundamental maupun keputusan-keputusan yang bersifat inkremental dan memberikan prioritas nomor satu bagi proses pembuatan kebijakan fundamental yang memberikan arahan dasar, serta proses-proses pembuatan kebijakan inkremental yang melapangkan jalan bagi keputusan-keputusan fundamental sesudah keputusan-keputusan ini tercapai. Etzioni memberikan ilustrasi mengenai teori pengamatan terpadu ini, sebagai berikut:
Andaikan kita akan membentuk sistem pengamatan cuaca yang berskala dunia dengan menggunakan satelit-satelit cuaca. Pendekatan rasional komprehensif akan berupaya melakukan survey besar-besaran mengenai keadaan cuaca dengan menggunakan kamera-kamera yang mampu mengadakan peninjauan dan penjelajahan secara terjadwal terhadap seluruh permukaan langit sesering mungkin. Upaya semacam ini akan menghasilkan data yang rinci mengenai kemungkinan turunnya salju, akan tetapi untuk menganalisis data semacam itu (misalnya bintik-bintik formasi awan yang dapat berkembang menjadi badai dan menghantarkan hujan ke daerah-daerah yang kering) jelas membutuhkan biaya, waktu, dan tenaga yang besar. Sementara itu pendekatan inkremental akan berusaha untuk memfokuskan perhatiannya pada daerah-daerah di mana pola-pola yang serupa pernah terbentuk pada masa belum lama ini dan mungkin pada daerah-daerah yang berdekatan. Dengan demikian, pengamatan seperti ini akan mengabaikan seluruh bentuk atau formasi awan yang kemungkinan perlu mendapatkan perhatian yang serius apabila formasi awan itu timbul di daerah-daerah yang tidak direncanakan. Strategi pengamatan terpadu akan mencakup unsur-unsur yang terdapat pada kedua pendekatan tersebut dengan cara menggunakan dua kamera. Kamera pertama, ialah kamera yang memiliki sudut lebar yang sanggup untuk menjelajahi seluruh permukaan langit, tetapi tidak terlalu rinci, dan kamera kedua akan berusaha untuk memfokuskan pengamatannya pada daerah-daerah yang menurut hasil pengamatan kamera pertama tadi memerlukan pengamatan yang lebih rinci.
Model pengamatan terpadu diatas, menurut Etzioni akan memungkinkan para pembuat keputusan untuk memanfaatkan baik teori rasional komprehensif maupun teori inkremental pada situasi yang berbeda-beda. Dalam beberapa kasus, penggunaan model inkremental mungkin akan memadai, sementara pada kasus-kasus yang lain pendekatan yang lebih menyeluruh seperti yang nampak  pada model rasional komprehensif, mungkin justru sangat diperlukan. Model pengamatan terpadu juga memperhitungkan tingkat kemampuan para pembuat keputusan yang berbeda-beda. Secara umum dapat dikatakan, bahwa semakin besar kemampuan para pembuat keputusan untuk memobilisasikan kekuasaannya guna mengimplementasikan keputusan-keputusan mereka, semakin besar keperluannya untuk melakukan penyelidikan, dan semakin menyeluruh penyelidikan itu, semakin efektif juga pengambilan keputusan tersebut. Dengan demikian, model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif dan model inkremental dalam proses pengambilan keputusan.
Demikianlah artikel yang berjudul Teori Pengambilan Keputusan: Teori Pengamatan Terpadu. Semoga para pembaca setia bisa mendapatkan manfaat setelah membaca artikel ini.
SELAMAT BELAJAR. . . . 

Sumber:  Buku Analisis Kebijaksanaan-Dr.Solichin Abdul Wahab, M.A.

No comments: