MASIH PROSES . . .
Menurut
Adisasmita, bahwa konsep wilayah mengandung tiga macam pengertian yakni;
wilayah homogen, wilayah nodal, dan wilayah perencanaan. Wilayah homogen
diartikan sebagai suatu konsep yang menganggap bahwa wilayah geografi dapat
dikaitkan menjadi suatu wilayah tunggal, apabilah wilaya-wilayah mempunyai
karakteristik yang sama dalam hal ekonomis, geografis, sosial dan politik.
Salah satu
fenomena ekonomi wilayah adalah masalah “simpul” yang rumit, tetapi
mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Banyak ahli ekonomi regional
menghindarkan diri untuk mengupasnya, tetapi justru Poernomosidi dan Rahardjo
Adisasmita tertarik dan berminat mengkajinya.
Dalam
pembahasan sebelumnya dikemukakan bahwa Poernomosidi Hadjisarosa telah
memformulasikan teori “simpul jasa distribusi” menggunakan pendekatan arus
barang. Arus barang merupakan salah satu gejala ekonoi yang paling menonjol,
arus barang didukung oleh jasa distribusi yaitu perdagangan dan jasa angkutan.
Tingkat kepadatan arus barang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
interaksi antara simpul (jasa distribusi) besar dengan simpul-simpul kecil dan
daerah-daerah lainnya yang berada dalam wilayah pengaruhnya, hal ini meripakan
unsur yang penting dalam konsepsi Poernomosidi. Meskipun teori simpul jasa
distribusi memiliki beberapa kelebihan di bandingkan dengan teori-teori lokasi
dan pengembangan wilayah sebelumnya, namun masih terdapat peluang untuk
melengkapi dan memperkuat teori simpul jasa distribusi yaitu dari pendekatan
yang digunakan.
Setelah dapat
mengenai gejala karakterisitk terbentuknya simpul-simpul berikut struktur
hirarkis yang berlaku, Rahardjo Adisasmita berusaha lebih lanjut untuk
mengkaitkannya dengan fungsi-fungsi kota lainnya, sehingga dapat diperleh
gambaran tentang fungsi kota seutuhnya.
Variable yang dipilih adalah yang dapat digunakan untuk menyatakan:
(1) besaran simpul, dan
(2) kaitan fungsional antar simpul serta besarnya
pengaruh simpul yang satu terhadap yang lain.
Besaran simpul yang dimaksudkan
haruslah yang identic dengan ukuran tingkat “kemudahan” bagi masyarakat,
khususnya dalam memperoleh kebutuhan-kebutuhan berupa barang. Dalam hal in,
sebagai ukuran tingkat “kemudahan” dapat digunakan “kepadatan” jasa distribusi,
disamping “efisiensi-nya”. Dan kaitan fungsional yang dimaksudkan adalah dalam
hal distribusi dan merupakan bagian dari kelengkapan fungsi simpul, sebagai
akibat dari penerapan azas efisiensi dalam pelaksanaan system distribusi,
sedangkan yang dimaksudkan dengan besarnya pengaruh simpul yang satu terhadap
yang lain pada hakekatnya adalah besarnya kontribusi suatu simpul dalam rangka
penambahan ataupun pengurangan kepadatan jasa distribusi sewaktu menuju simpul
yang lain.
No comments:
Post a Comment