MASIH PROSES . . .
Teori simpul jasa distribusi berpijak pada hasil pengenalan atas faktor
penentu lokasi “kemudahan”. Dalam pengertian ini kemudahan menempati kedudukan
yang sentral karena:
a. Merupakan
sumber dorongan bagi pengembangan kegiatan usaha yang bersifat multi sektoral.
b. Disamping
memberikan arti pada pendapatan dianggap pula sebagai sumver ransangang bagi
tumbuhnya dinamika masyarakat yang memungkinkan terwujudnya daya pengembangan
wilayah yang universal sifatnya. Poernomosidi menjelaskan konsepsinya sebagai berikut:
Berkembangnya
wilayah ditandai oleh terjadinya pertumbuhan atau perkembangan sebagai akibat
berlansungnya berbagai kegiatan usaha, baik sektor pemerintah maupun sektor
swasta, yang pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan.
Simpul jasa
distribusi dinyatakan sebagai titik tumpu bagi tumbuh dan berkembangnya kota,
menurut pertimbangan ekonomis atau dengan kata lain, kota mempunyai fungsi
ekonomi dalam perannya sebagai simpul jasa distribusi. Sebagai pusat
perdagangan, maka harga-harga yang berlaku pada simpul merupakan ukuran harga
pasar dari barang-barang yang dhasilkan oleh kegiatan usaha prosuksi yang
berada di sekitarnya. Sebaliknya dapat dikatakan,
bahwa kegiatan usaha prosuksi berusaha untuk dapat mencapai tingkat harga pasar
yang berlaku pada simpul.
Dalam usahanya
untuk mencapai tingkat harga pasar yang berlaku pada simpul kegiatan usaha produksi
memperhitungkan besarnya biaya angkutan yang perlu ditutupnya. Untuk suatu
jenis barang berlaku harga produksi minimum, sehingga untuk suatu tingkat harga
pada pasar pada simpul berlaku pula suatu batas wilayah, yang menggambarkan apa
yang disebut wilayah pengaruh simpul.
No comments:
Post a Comment