Daniele
Archibugi adalah ekonom dan teoriwan politik Italia. Ia menulis beberapa buku
mengenai ekonomi dan kebijakan inovasi dan perubahan teknologi, teori politik
hubungan internasional, dan globalisasi politik dan teknologi. Bersama David
Held, ia menjadi tokoh utama kosmopolitanisme dan demokrasi kosmopolitan dan
dikenal atas upayanya untuk menerapkan sejumlah norma dan nilai demokrasi pada
politik global. Ia mengusulkan reformasi organisasi internasional seperti
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Uni Eropa secara besar-besaran.
Menurut
Archibugi (2008) berdasarkan penerapan teori perencanaan wilayah dapat dibagi
atas empat komponen yaitu :
a. Physical
Planning (Perencanaan fisik).
Perencanan
yang perlu dilakukan untuk merencanakan secara fisik pengembangan wilayah.
Muatan perencanaan ini lebih diarahkan kepada pengaturan tentang bentuk fisik
kota dengan jaringan infrastruktur kota menghubungkan antara beberapa titik
simpul aktivitas. Teori perencanaan ini telah membahas tentang kota dan sub
bagian kota secara komprehensif. Dalam perkembangannya teori ini telah memasukkan
kajian tentang aspek lingkungan. Bentuk produk dari perencanaan ini adalah
perencanaan wilayah yang telah dilakukan oleh pemerintah Kota Medan dalam
bentuk master plan.
b. Macro-Economic Planning (Perencanaan Ekonomi
Makro).
Dalam
perencanaan ini berkaitan perencanaan ekonomi wilayah. Mengingat ekonomi
wilayah menggunakan teori yang digunakan sama dengan teori ekonomi makro yang
berkaitan dengan pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, pendapatan,
distribusi pendapatan, tenaga kerja, produktivitas, perdagangan, konsumsi dan
investasi.
Perencanaan
ekonomi makro wilayah adalah dengan membuat kebijakan ekonomi wilayah guna
merangsang pertumbuhan ekonomi wilayah. Bentuk produk dari perencanaan ini
adalah kebijakan bidang aksesibilitas lembaga keuangan, kesempatan kerja,
tabungan.
c. Social
Planning (Perencanaan Sosial).
Perencanaan
sosial membahas tentang pendidikan, kesehatan, integritas sosial, kondisi
tempat tinggal dan tempat kerja, wanita, anak-anak dan masalah kriminal. Perencanaan
sosial diarahkan untuk membuat perencanaan yang menjadi dasar program
pembangunan sosial di daerah. Bentuk produk dari perencanaan ini adalah kebijakan
demografis.
d. Development
Planning(Perencanaan Pembangunan).
Perencanaan
ini berkaitan dengan perencanaan program pembangunan secara komprehensif guna
mencapai pengembangan wilayah.CONTOH KOTA MEDAN
Secara regional Kota Medan berfungsi sebagai koridor utama pengembangan kawasan perkotaan yang terintegrasi
Mebidangro (Medan, Binjai, Deliserdang, Karo). Pengembangan kawasan secara terpadu ini ditetapkan melalui
peraturan Presiden (Perpres) nomor 62/2011. Di samping itu, Medan
beserta Kota Denpasar dan Kota Makasar diterapkan sebagai kota metropolitan baru.
Hal ini dikatakan oleh Walikota Medan Drs H Rahudman Harahap MM pada acara Seminar Nasional realisasi proyek-proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Koridor Sumatera, Kamis (24/11) di Grand Angkasa Medan.
Tidak hanya itu, lanjutnya, fungsi Kota Medan dalam mengelola kawasan-kawasan strategis menjadikan kota ini sebagai pintu gerbang Indonesia bagian barat. Medan juga Medan merupakan pasar produk yang cukup potensial serta didukung sumberdaya manusia dan angkatan kerja yang besar, namun demikian harus diakui masalah dan tantangan pembangunan akan semakin berat dan kompleks.
“Pada 2010 pertumbuhan ekonomi Kota Medan mencapai 7,3 persen, kontribusi Kota Medan terhadap prekonomian regional Sumatera Utara mencapai 35,8 persen, dengan nilai PDRB sebesar Rp 78,8 trilyun, “ ujar Rahudman.
Menurutnya, untuk mewujudkan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi, inklusif dan berkelanjutan, diperlukan langkah-langkah strategis dan dinamis, dengan kemitraan yang kokoh. Untuk itu Kota Medan perlu menyusun masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi daerah, guna melengkapi RPJPD dan rencana pembangunan lainnya.
Lebih lanjut Rahudman mengatakan, untuk mempercepat berbagai program pembangunan, Pemko Medan telah menerapkan APBD progresif dan dinamis, khususnya dalam rangka meningkatkan daya saing daerah dan pelayanan publik, selain itu juga terus berupaya mendorong percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi agar hasil-hasil pembangunan dapat lebih dinikmati secara lebih nyata dan merata oleh masyarakat.
“Berbagai isu pokok pembangunan kota juga telah mendapat perhatian khusus, seperti penurunan angka kemiskinan, peningkatan pelayanan publik, pendidikan, pelayayan kesehatan dan lainnya, “ papar Rahudman.
Paparnya lagi, masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi daerah ditetapkan dengan dua koridor ekonomi utama yakni koridor ekonomi wilayah pusat kota dan koridor ekonomi bagian utara yang didukung oleh 108 indikasi rencana program pembangunan infrastruktur dan energi sumber daya manusia dan social budaya serta (IPTEK) dan pembiayaannya direncanakan akan melibatkan seluruh pelaku ekonomi, oleh karena itu perbaikan iklim investasi menjadi isu utama dengan menyiapkan regulasi dan mekanisme insentif yang dibutuhkan oleh pasar.
Hal ini dikatakan oleh Walikota Medan Drs H Rahudman Harahap MM pada acara Seminar Nasional realisasi proyek-proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Koridor Sumatera, Kamis (24/11) di Grand Angkasa Medan.
Tidak hanya itu, lanjutnya, fungsi Kota Medan dalam mengelola kawasan-kawasan strategis menjadikan kota ini sebagai pintu gerbang Indonesia bagian barat. Medan juga Medan merupakan pasar produk yang cukup potensial serta didukung sumberdaya manusia dan angkatan kerja yang besar, namun demikian harus diakui masalah dan tantangan pembangunan akan semakin berat dan kompleks.
“Pada 2010 pertumbuhan ekonomi Kota Medan mencapai 7,3 persen, kontribusi Kota Medan terhadap prekonomian regional Sumatera Utara mencapai 35,8 persen, dengan nilai PDRB sebesar Rp 78,8 trilyun, “ ujar Rahudman.
Menurutnya, untuk mewujudkan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi, inklusif dan berkelanjutan, diperlukan langkah-langkah strategis dan dinamis, dengan kemitraan yang kokoh. Untuk itu Kota Medan perlu menyusun masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi daerah, guna melengkapi RPJPD dan rencana pembangunan lainnya.
Lebih lanjut Rahudman mengatakan, untuk mempercepat berbagai program pembangunan, Pemko Medan telah menerapkan APBD progresif dan dinamis, khususnya dalam rangka meningkatkan daya saing daerah dan pelayanan publik, selain itu juga terus berupaya mendorong percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi agar hasil-hasil pembangunan dapat lebih dinikmati secara lebih nyata dan merata oleh masyarakat.
“Berbagai isu pokok pembangunan kota juga telah mendapat perhatian khusus, seperti penurunan angka kemiskinan, peningkatan pelayanan publik, pendidikan, pelayayan kesehatan dan lainnya, “ papar Rahudman.
Paparnya lagi, masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi daerah ditetapkan dengan dua koridor ekonomi utama yakni koridor ekonomi wilayah pusat kota dan koridor ekonomi bagian utara yang didukung oleh 108 indikasi rencana program pembangunan infrastruktur dan energi sumber daya manusia dan social budaya serta (IPTEK) dan pembiayaannya direncanakan akan melibatkan seluruh pelaku ekonomi, oleh karena itu perbaikan iklim investasi menjadi isu utama dengan menyiapkan regulasi dan mekanisme insentif yang dibutuhkan oleh pasar.
No comments:
Post a Comment